Translate

Jumat, 07 Oktober 2016

TERJADINYA BHUANA ALIT

      Setelah Ida Sang Hyang Widhi Wasa mencipakan alam semesta (Bhuana Agung) maka berkehendaklah Beliau menciptakan isinya seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan yang lainnya. Makhluk hidup diciptakan mulai dari yang terendah sampai dengan makhluk hidup yang tertinggi. Makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa setelah terciptanya alam semesta ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Kelompok Eka Pramana, yaitu makhluk hidup yang memiliki satu kekuatan dalam hidupnya yakni Bayu. Makhluk hidup ini disebut “Sthawara”, yaitu makhluk hidup yang tidak dapat berpindah-pindah seperti tumbuh-tumbuhan. Yang tergolong “Sthawara” adalah:

1) Trana (bangsa rumput)
2) Lata (bangsa tumbuhan menjalar)
3) Taru (bangsa semak dan pepohonan)
4) Gulma (bangsa pohon yang bagian luar pohon bersangkutan berkayu keras dan bagian dalamnya berongga atau kosong)
5) Janggama (bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pada pohon yang lain)

b. Kelompok Dwi Pramana, yaitu makhluk hidup yang dalam hidupnya memiliki dua kekuatan yakni Bayu dan Sabda. Makhluk hidup ini disebut Satwa atau Sato yaitu bangsa binatang yang pada umumnya bersifat buas, namun diantaranya ada yang bersifat jinak terutama yang mendapat pendekatan secara manusiawi. Yang tergolong Satwa atau Sato:
1) Swedaya (bangsa binatang bersel satu) 
2) Andaya (bangsa binatang yang bertelur)
3) Jarayudha (bangsa binatang yang menyusui)

c. Kelompok Tri Pramana, yaitu makhluk hidup yang memiliki tiga kekuatan dalam hidupnya yakni Bayu, Sabda, dan Idep. Makhluk hidup ini disebut Manusya. Manusya atau manusia adalah makhluk yang paling sempurna karena telah memiliki pikiran. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Nara Mega (manusia binatang)
2) Wamana (manusia kerdil)
3) Jatma (manusia yang paling sempurna)

Jenis-jenis manusia antara lain: 
1) Manusia laki-laki (Purusa)
2) Manusia perempuan (Pradana)
3) Manusia banci Manusia sebagai makhluk tertinggi kelahirannya mengalami siklus yang panjang.

     Mulai dari bayi dalam kandungan berkat pertemuan antara Kama Petak/Sukla dan Kama Bang/Swanita. Kama Petak/Sukla adalah sel laki-laki atau sperma yang disimbulkan dengan Sang Hyang Smara. Kama Bang/Swanita adalah sel wanita atau telur/ovum yang disimbulkan dengan Dewi Ratih.
     Dalam Lontar Anggastyaprana, pertemuan Kama Petak dengan Kama Bang disebut Sang Ajursulang. Sampai akhirnya pertemuan tersebut membentuk sygote dan mengalami proses pertumbuhan dalam rahim sang ibu yang semakin hari semakin membesar serta mengubah dirinya sehingga akhirnya membentuk dan lahirlah seorang bayi “Bhuana Alit”. Kelahiran manusia sebagai makhluk hidup (Bhuana Alit) merupakan wujud yang mulia karena semuanya itu bersumber dari Tuhan. Dengan demikian kita hendaknya mensyukuri dan mengabdikan diri demi kepentingan dharma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar