Translate

Senin, 16 November 2015

Soal Agama Hindu Kelas VI SD



17 November 2015

TUGAS AGAMA HINDU
KELAS VI A

Soal :
1.     Apakah hasil pembangunan yang bernuansa Hindu setelah kemerdekaan di Indonesia ?
2.     Apa yang kalian ketahui tentang Kerajaan Kutai ?
3.     Apakah hasil perkembangan Hindu setelah kemerdekaan ?
4.     Sang Hyang Widhi Wasa sebagai penguasa penjuru arah mata angin yang disebut dengan istilah Panca Dewata. Sebutkan Panca Dewata yang menguasai arah mata angin !
5.     Buatlah arti dari mantram-mantram di bawah ini :
- Ekam Eva Adwityam Brahman
- Eko Narayanah na Dwityo Sti Kascit
- Ekam Sat Wipra Bahuda Wadanti
- Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa

Jawaban dibuat dalam kertas lampiran, isi nama, nomor, dan kelas. Dikumpulkan setelah bel pergantian.

SELAMAT MENGERJAKAN

Jumat, 23 Oktober 2015

CATUR PARAMITHA HINDU

Catur Paramita adalah empat bentuk budi luhur, yaitu:

1)   Maitri artinya lemah lembut, yang merupakan bagian budi luhur yang berusaha untuk kebahagiaan segala makhluk.

2)    Karuna adalah belas kasian atau kasih sayang, yang merupakan bagian dari budi luhur, yang menghendaki terhapusnya pendertiaan segala makhluk.

3)    Mudita artinya sifat dan sikap menyenangkan orang lain.

4)  Upeksa artinya sifat dan sikap suka menghargai orang lain. Catur Paramita ini adalah tuntunan susila yang membawa masunisa kearah kemuliaan.

TRI KAYA PARISUDHA



Tri kaya Parisudha artinya tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan, yaitu berfikir yang bersih dan suci (manacika), berkata yang benar (Wacika) dan berbuat yang jujur (Kayika).

Jadi dari pikiran yang bersih akan timbul perkataan yang baik dan perbuatan yang jujur.

Dari Tri Kaya Parisudha ini timbul adanya sepuluh pengendalian diri yaitu 3 macam berdasarkan pikiran, 4 macam berdasarkan perkataan dan 3 macam lagi berdasarkan perbuatan.

a.    Tiga macam yang berdasarkan pikiran adalah:

1)    tidak menginginkan sesuatu yang tidak halal,

2)    tidak berpikiran buruk terhadap mahkluk lain dan

3)    tidak mengingkari adanya hukum karmaphala. 

b.    Sedangkan empat macam yang berdasarkan atas perkataan adalah :

1)    tidak suka mencaci maki,

2)    tidak berkata kasar kepada makhluk lain,

3)    tidak memfitnah dan

4)    tidak ingkar pada janji atau ucapan. 


c.    Selanjutnya tiga macam pengendalian yang berdasarkan atas perbuatan adalah:

1)    tidak menyiksa atau membunuh makhluk lain,

2)    tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda dan

3)    tidak berjina.

SAD PARAMITHA MENURUT HINDU



Sad Paramita adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran. Sad Paramita ini meliputi:

1)    Dana Paramita artinya memberi dana atau sedekah baik berupa materiil maupun spirituil;

2)    Sila Paramita artinya berfikir, berkata, berbuat yang baik, suci dan luhur;

3)    Ksanti Paramita artinya pikiran tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab penyakit, terhadap orang dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang tidak baik;

4)    Wirya Paramita artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak berobah, tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya Paramita ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan untuk membela dan melaksanakan kebenaran;

5)    Dhyana Paramita artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah dan mencari jawaban atas kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran terutama kepada Hyang Widhi dan cita-cita luhur untuk keselamatan;

6)    Pradnya Paramita artinyaa kebijaksanaan dalam menimbang-nimbang suatu kebenaran.

DASA PARAMITHA MENURUT HINDU


Dasa Paramartha ialah sepuluh macam ajaran kerohanian yang dapat dipakai penuntun dalam tingkah laku yang baik serta untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa Paramartha ini terdiri dari:

1)    Tapa artinya pengendalian diri lahir dan bathin;

2)    Bratha artinya mengekang hawa nafsu;

3)    Samadhi artinya konsentrasi pikiran kepada Tuhan;

4)    Santa artinya selalu senang dan jujur;

5)    Sanmata artinya tetap bercita-cita dan bertujuan terhadap kebaikan;

6)    Karuna artinya kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup;

7)    Karuni artinya belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya;

8)    Upeksa artinya dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk;

9)    Mudhita artinya selalu berusaha untuk dapat menyenangkan hati oranglain; dan

10)            Maitri artinya suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.

Dasa Yama Bratha



Dasa Yama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri, yaitu:

1)    Anresangsya atau Arimbhawa artinya tidak mementingkan diri sendiri;

2)    Ksama artinya suka mengampuni dan dan tahan uji dalam kehidupan;

3)    Satya artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang;

4)    Ahimsa artinya tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain;

5)    Dama artinya menasehati diri sendiri;

6)    Arjawa artinya jujur dan mempertahankan kebenaran;

7)    Priti artinya cinta kasih sayang terhadap sesama mahluk;

8)    Prasada artinya berfikir dan berhati suci dan tanpa pamerih;

9)    Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun; dan

10) Mardhawa artinya rendah hati; tidak sombong dan berfikir halus.

DASA DHARMA MENURUT WRETI SASANA



Yang disebut Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, yaitu:

1)    Sauca artinya murni rohani dan jasmani;

2)    Indriyanigraha artinya mengekang indriya atau nafsu;

3)    Hrih artinya tahu dengan rasa malu;

4)    Widya artinya bersifat bijaksana;

5)    Satya artinya jujur dan setia terhadap kebenaran;

6)    Akrodha artinya sabar atau mengekang kemarahan;

7)    Drti artinya murni dalam bathin;

8)    Ksama artinya suka mengampuni;

9)    Dama artinya kuat mengendalikan pikiran; dan

10) Asteya artinya tidak melakukan kecurangan.

CATUR PATAKA

Catur Pataka adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu:



1. Pataka yang terdiri dari:

·        Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan);

·        Purusaghna (Menyakiti orang),

·        Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan),

·        Agrayajaka (bersuami isteri melewati kakak), dan

·        Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa masanya);

2.    Upa Pataka terdiri dari :

·        Gowadha (membunuh sapi),

·        Juwatiwadha (membunuh gadis),

·        Balawadha (membunuh anak),

·        Agaradaha (membakar rumah/merampok);

3.    Maha Pataka terdiri dari

·        Brahmanawadha (membunuh orang suci/pendeta),

·        Surapana (meminum alkohol/mabuk),

·        Swarnastya (mencuri emas),

·        Kanyawighna (memperkosa gadis), dan

·        Guruwadha (membunuh guru);

4.    Ati Pataka terdiri dari:

·        Swaputribhajana (memperkosa saudara perempuan);

·        Matrabhajana (memperkosa ibu), dan

·        Lingagrahana (merusak tempat suci).

SAD ATATAYI

Sad Atatayi adalah enam macam pembunuhan kejam, yaitu:

1)    Agnida artinya membakar milik orang lain;

2)    Wisada artinya meracun orang lain;

3)    Atharwa artinya melakukan ilmu hitam;

4)    Sastraghna artinya mengamuk (merampok);

5)    Dratikrama artinya memperkosa kehormatan orang lain;

6)    Rajapisuna adalah suka memfitnah.

Sapta Timira



Sapta Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran yaitu:

1)    Surupa artinya gelap atau mabuk karena ketampanan;

2)    Dhana artinya gelap atau mabuk karena kekayaan;

3)    Guna artinya gelap atau mabuk karena kepandaian;

4)    Kulina artinya gelap atau mabuk karena keturunan;

5)    Yowana artinya gelap atau mabuk karena keremajaan;

6)    Kasuran artinya gelap atau mabuk karena kemenangan; dan

7)    Sura artinya mabuk karena minuman keras.

Dasa Mala



Dasa Mala artinya adalah sepuluh macam sifat yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri dari :

1)    Tandri adalah orang sakit-sakitan;

2)    Kleda adalah orang yang berputus asa;

3)    Leja adalah orang yang tamak dan lekat cinta;

4)    Kuhaka adalah orang yang pemarah, congkak dan sombong;

5)    Metraya adalah orang yang pandai berolok-olok supaya dapat mempengaruhi teman (seseorang);

6)    Megata adalah orang yang bersifat lain di mulut dan lain di hati;

7)    Ragastri adalah orang yang bermata keranjang;

8)    Kutila adalah orang penipu dan plintat-plintut;

9)    Bhaksa Bhuwana adalah orang yang suka menyiksa dan menyakiti sesama makhluk; dan
10) Kimburu adalah orang pendengki dan iri hati.

CATUR PURUSA ARTHA

4 (empat) tujuan hidup manusia sebagai berikut:



Agama Hindu memberikan tempat yang utama terhadap ajaran tentang dasar dan tujuan hidup manusia. Dalam ajaran Agama Hindu ada suatu sloka yang berbunyi: "Moksartham Jagadhita ya ca iti dharmah", yang berarti bahwa tujuan beragama adalah untuk mencapai kesejahteraan jasmani dan ketentraman batin (kedamaian abadi).
Ajaran tersebut selanjutnya dijabarkan dalam konsepsi Catur Purusa Artha atau Catur Warga yang berarti empat dasar dan tujuan hidup manusia, yang terdiri dari:
Dharma
Dharma itulah yang mengatur dan menjamin kebenaran hidup manusia. Keutamaan dharma sesungguhnya merupakan sumber datangnya kebahagiaan, memberikan keteguhan budi, dan menjadi dasar dan jiwa dari segala usaha tingkah laku manusia.
Artha
kekayaan dalam bentuk materi/ benda- benda duniawi yang merupakan penunjang hidup manusia. Pengadaan dan pemilikan harta benda sangat PENTING  adanya, tetapi yang perlu diingat agar kita jangan sampai diperbudak oleh  keserakahan yang berakibat mengaburkan wiweka SEHINGGA tidak mampu membedakan salah ataupun benar.
Artha merupakan unsur sosial ekonomi bersifat tidak kekal berfungsi selaku penunjang hidup dan bukan tujuan hidup. Artha perlu diamalkan (dana punia) bagi kepentingan kemanusiaan (fakir miskin, cacat, yatim piatu, dan lain- lain)
Kama
Adalah keinginan untuk memperoleh kenikmatan (wisaya). Kama berfungsi sebagai penunjang hidup yang bersifat tidak kekal. Manusia dalam hidup memiliki kecenderungan untuk memuaskan nafsu, tetapi sebagai makhluk berbudi ia mampu menilai perilaku mana yang baik dan benar untuk diterapkan. Dengan ungkapan lain bahwa perilaku yang baik dimaksudkan adalah selarasnya kebutuhan manusia dengan norma kebenaran yang berlaku.
Moksa
Adalah kelepasan, kebebasan atau kemerdekaan (kadyatmikan atau Nirwana) manunggalnya hidup dengan Pencipta (Sang Hyang Widhi Wasa) sebagai tujuan utama, tertinggi, dan terakhir, bebasnya Atman dan pengaruh maya serta ikatan subha asubha karma (suka tan pawali duka).