Translate

Jumat, 23 Oktober 2015

CATUR PARAMITHA HINDU

Catur Paramita adalah empat bentuk budi luhur, yaitu:

1)   Maitri artinya lemah lembut, yang merupakan bagian budi luhur yang berusaha untuk kebahagiaan segala makhluk.

2)    Karuna adalah belas kasian atau kasih sayang, yang merupakan bagian dari budi luhur, yang menghendaki terhapusnya pendertiaan segala makhluk.

3)    Mudita artinya sifat dan sikap menyenangkan orang lain.

4)  Upeksa artinya sifat dan sikap suka menghargai orang lain. Catur Paramita ini adalah tuntunan susila yang membawa masunisa kearah kemuliaan.

TRI KAYA PARISUDHA



Tri kaya Parisudha artinya tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan, yaitu berfikir yang bersih dan suci (manacika), berkata yang benar (Wacika) dan berbuat yang jujur (Kayika).

Jadi dari pikiran yang bersih akan timbul perkataan yang baik dan perbuatan yang jujur.

Dari Tri Kaya Parisudha ini timbul adanya sepuluh pengendalian diri yaitu 3 macam berdasarkan pikiran, 4 macam berdasarkan perkataan dan 3 macam lagi berdasarkan perbuatan.

a.    Tiga macam yang berdasarkan pikiran adalah:

1)    tidak menginginkan sesuatu yang tidak halal,

2)    tidak berpikiran buruk terhadap mahkluk lain dan

3)    tidak mengingkari adanya hukum karmaphala. 

b.    Sedangkan empat macam yang berdasarkan atas perkataan adalah :

1)    tidak suka mencaci maki,

2)    tidak berkata kasar kepada makhluk lain,

3)    tidak memfitnah dan

4)    tidak ingkar pada janji atau ucapan. 


c.    Selanjutnya tiga macam pengendalian yang berdasarkan atas perbuatan adalah:

1)    tidak menyiksa atau membunuh makhluk lain,

2)    tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda dan

3)    tidak berjina.

SAD PARAMITHA MENURUT HINDU



Sad Paramita adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran. Sad Paramita ini meliputi:

1)    Dana Paramita artinya memberi dana atau sedekah baik berupa materiil maupun spirituil;

2)    Sila Paramita artinya berfikir, berkata, berbuat yang baik, suci dan luhur;

3)    Ksanti Paramita artinya pikiran tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab penyakit, terhadap orang dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang tidak baik;

4)    Wirya Paramita artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak berobah, tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya Paramita ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan untuk membela dan melaksanakan kebenaran;

5)    Dhyana Paramita artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah dan mencari jawaban atas kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran terutama kepada Hyang Widhi dan cita-cita luhur untuk keselamatan;

6)    Pradnya Paramita artinyaa kebijaksanaan dalam menimbang-nimbang suatu kebenaran.

DASA PARAMITHA MENURUT HINDU


Dasa Paramartha ialah sepuluh macam ajaran kerohanian yang dapat dipakai penuntun dalam tingkah laku yang baik serta untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa Paramartha ini terdiri dari:

1)    Tapa artinya pengendalian diri lahir dan bathin;

2)    Bratha artinya mengekang hawa nafsu;

3)    Samadhi artinya konsentrasi pikiran kepada Tuhan;

4)    Santa artinya selalu senang dan jujur;

5)    Sanmata artinya tetap bercita-cita dan bertujuan terhadap kebaikan;

6)    Karuna artinya kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup;

7)    Karuni artinya belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya;

8)    Upeksa artinya dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk;

9)    Mudhita artinya selalu berusaha untuk dapat menyenangkan hati oranglain; dan

10)            Maitri artinya suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.

Dasa Yama Bratha



Dasa Yama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian diri, yaitu:

1)    Anresangsya atau Arimbhawa artinya tidak mementingkan diri sendiri;

2)    Ksama artinya suka mengampuni dan dan tahan uji dalam kehidupan;

3)    Satya artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang;

4)    Ahimsa artinya tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain;

5)    Dama artinya menasehati diri sendiri;

6)    Arjawa artinya jujur dan mempertahankan kebenaran;

7)    Priti artinya cinta kasih sayang terhadap sesama mahluk;

8)    Prasada artinya berfikir dan berhati suci dan tanpa pamerih;

9)    Madurya artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun; dan

10) Mardhawa artinya rendah hati; tidak sombong dan berfikir halus.

DASA DHARMA MENURUT WRETI SASANA



Yang disebut Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, yaitu:

1)    Sauca artinya murni rohani dan jasmani;

2)    Indriyanigraha artinya mengekang indriya atau nafsu;

3)    Hrih artinya tahu dengan rasa malu;

4)    Widya artinya bersifat bijaksana;

5)    Satya artinya jujur dan setia terhadap kebenaran;

6)    Akrodha artinya sabar atau mengekang kemarahan;

7)    Drti artinya murni dalam bathin;

8)    Ksama artinya suka mengampuni;

9)    Dama artinya kuat mengendalikan pikiran; dan

10) Asteya artinya tidak melakukan kecurangan.

CATUR PATAKA

Catur Pataka adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu:



1. Pataka yang terdiri dari:

·        Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan);

·        Purusaghna (Menyakiti orang),

·        Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan),

·        Agrayajaka (bersuami isteri melewati kakak), dan

·        Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa masanya);

2.    Upa Pataka terdiri dari :

·        Gowadha (membunuh sapi),

·        Juwatiwadha (membunuh gadis),

·        Balawadha (membunuh anak),

·        Agaradaha (membakar rumah/merampok);

3.    Maha Pataka terdiri dari

·        Brahmanawadha (membunuh orang suci/pendeta),

·        Surapana (meminum alkohol/mabuk),

·        Swarnastya (mencuri emas),

·        Kanyawighna (memperkosa gadis), dan

·        Guruwadha (membunuh guru);

4.    Ati Pataka terdiri dari:

·        Swaputribhajana (memperkosa saudara perempuan);

·        Matrabhajana (memperkosa ibu), dan

·        Lingagrahana (merusak tempat suci).

SAD ATATAYI

Sad Atatayi adalah enam macam pembunuhan kejam, yaitu:

1)    Agnida artinya membakar milik orang lain;

2)    Wisada artinya meracun orang lain;

3)    Atharwa artinya melakukan ilmu hitam;

4)    Sastraghna artinya mengamuk (merampok);

5)    Dratikrama artinya memperkosa kehormatan orang lain;

6)    Rajapisuna adalah suka memfitnah.

Sapta Timira



Sapta Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran yaitu:

1)    Surupa artinya gelap atau mabuk karena ketampanan;

2)    Dhana artinya gelap atau mabuk karena kekayaan;

3)    Guna artinya gelap atau mabuk karena kepandaian;

4)    Kulina artinya gelap atau mabuk karena keturunan;

5)    Yowana artinya gelap atau mabuk karena keremajaan;

6)    Kasuran artinya gelap atau mabuk karena kemenangan; dan

7)    Sura artinya mabuk karena minuman keras.

Dasa Mala



Dasa Mala artinya adalah sepuluh macam sifat yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri dari :

1)    Tandri adalah orang sakit-sakitan;

2)    Kleda adalah orang yang berputus asa;

3)    Leja adalah orang yang tamak dan lekat cinta;

4)    Kuhaka adalah orang yang pemarah, congkak dan sombong;

5)    Metraya adalah orang yang pandai berolok-olok supaya dapat mempengaruhi teman (seseorang);

6)    Megata adalah orang yang bersifat lain di mulut dan lain di hati;

7)    Ragastri adalah orang yang bermata keranjang;

8)    Kutila adalah orang penipu dan plintat-plintut;

9)    Bhaksa Bhuwana adalah orang yang suka menyiksa dan menyakiti sesama makhluk; dan
10) Kimburu adalah orang pendengki dan iri hati.

CATUR PURUSA ARTHA

4 (empat) tujuan hidup manusia sebagai berikut:



Agama Hindu memberikan tempat yang utama terhadap ajaran tentang dasar dan tujuan hidup manusia. Dalam ajaran Agama Hindu ada suatu sloka yang berbunyi: "Moksartham Jagadhita ya ca iti dharmah", yang berarti bahwa tujuan beragama adalah untuk mencapai kesejahteraan jasmani dan ketentraman batin (kedamaian abadi).
Ajaran tersebut selanjutnya dijabarkan dalam konsepsi Catur Purusa Artha atau Catur Warga yang berarti empat dasar dan tujuan hidup manusia, yang terdiri dari:
Dharma
Dharma itulah yang mengatur dan menjamin kebenaran hidup manusia. Keutamaan dharma sesungguhnya merupakan sumber datangnya kebahagiaan, memberikan keteguhan budi, dan menjadi dasar dan jiwa dari segala usaha tingkah laku manusia.
Artha
kekayaan dalam bentuk materi/ benda- benda duniawi yang merupakan penunjang hidup manusia. Pengadaan dan pemilikan harta benda sangat PENTING  adanya, tetapi yang perlu diingat agar kita jangan sampai diperbudak oleh  keserakahan yang berakibat mengaburkan wiweka SEHINGGA tidak mampu membedakan salah ataupun benar.
Artha merupakan unsur sosial ekonomi bersifat tidak kekal berfungsi selaku penunjang hidup dan bukan tujuan hidup. Artha perlu diamalkan (dana punia) bagi kepentingan kemanusiaan (fakir miskin, cacat, yatim piatu, dan lain- lain)
Kama
Adalah keinginan untuk memperoleh kenikmatan (wisaya). Kama berfungsi sebagai penunjang hidup yang bersifat tidak kekal. Manusia dalam hidup memiliki kecenderungan untuk memuaskan nafsu, tetapi sebagai makhluk berbudi ia mampu menilai perilaku mana yang baik dan benar untuk diterapkan. Dengan ungkapan lain bahwa perilaku yang baik dimaksudkan adalah selarasnya kebutuhan manusia dengan norma kebenaran yang berlaku.
Moksa
Adalah kelepasan, kebebasan atau kemerdekaan (kadyatmikan atau Nirwana) manunggalnya hidup dengan Pencipta (Sang Hyang Widhi Wasa) sebagai tujuan utama, tertinggi, dan terakhir, bebasnya Atman dan pengaruh maya serta ikatan subha asubha karma (suka tan pawali duka).

SAD RIPU



Sad Ripu adalah enam musuh di dalam diri manusia yang selalu menggoda, yang mengakibatkan ketidakstabilan emosi.



Apabila tidak mampu menguasainya akan membawa bencana dan kehancuran total kehidupan manusia. Karena itu Sad Ripu patut dikendalikan dengan budi susila. Sad Ripu terdiri dari:


1.
Kama
hawa nafsu yang tidak terkendalikan
2.
Lobha
kelobaan (ketamakan), ingin selalu mendapatkan yang lebih.
3.
Krodha
kemarahan yang melampaui batas (tidak terkendalikan).
4.
Mada
kemabukan yang membawa kegelapan pikiran.
5.
Moha
kebingungan/ kurang mampu berkonsentrasi sehingga akibatnya individu tidak dapat menyelesaikan tugas dengan sempurna.
6.
Matsarya
iri hati/ dengki yang menyebabkan permusuhan.


TRI MALA



Tiga sifat buruk yang dapat meracuni budi manusia yang harus diwaspadai dan diredam sampai sekecil- kecilnya.



Trimala merupakan tiga jenis kekotoran dan kebatilan jiwa manusia akibat pengaruh negatif dan nafsu yang sering tidak dapat terkendalikan dan sangat bertentangan dengan etika kesusilaan. Trimala patut diwaspadai dan diredam, karena ia akan menghancurkan hidup, meliputi:


1
Mithya hrdya
berperasaan dan berpikiran buruk
2
Mithya wacana
berkata sombong, angkuh, tidak menepati janji
3
Mithya laksana
berbuat yang curang / culas / licik (merugikan orang lain)


PANCA YAMA BRATA


Panca Yama Brata adalah lima jenis pengekangan diri berdasarkan atas upaya menjauhi larangan agama sebagai norma kehidupan sebagai berikut: 
1
Ahimsa
Kasih kepada makhluk lain, tidak membunuh atau menganiaya
2
Brahmacari
Berguru dengan sungguh- sungguh, tidak melakukan hubungan kelamin (sanggama) selama menuntut ilmu.
3
Satya
Setia, pantang ingkar kepada janji
4
Awyawaharika
Cinta kedamaian, tidak suka bertengkar dan mengumbar bicara yang tidak bermanfaat
5
Astenya
Jujur, pantang melakukan pencurian

PANCA NIYAMA BRATA


Panca Niyama Brata adalah lima jenis pengekangan diri berdasarkan atau tunduk (mengikuti) peraturan Dharma yang telah ditentukan, sebagai berikut: 
1
Akrodha
Tidak dikuasai oleh nafsu kemarahan.
2
Guru Susrusa
Hormat dan taat kepada guru serta patuh pada ajaran- ajarannya.
3
Sauca
Senantiasa menyucikan diri lahir batin.
4
Aharalagawa
Pengaturan makan (makanan bergizi) dan tidak hidup berfoya- foya/ boros.
5
Apramada
Tidak menyombongkan diri dan takabur.

DEWATA NAWA SANGA MENURUT HUNDU


DEWATA NAWA SANGA YAITU: SEMBILAN PENGUASA ARAH MATA ANGIN


KETERANGAN
Dewa Wisnu
Dewa Sambhu
Dewa Iswara
Arah
Utara/Uttara
Timur Laut/Airsanya
Timur/Purwa
Pura
Batur
Besakih
Lempuyang
Aksara
Ang
Wang
Sang
Senjata
Cakra
Trisula
Bajra
Warna
Hitam
Biru/Abu-Abu
Putih
Urip
4
6
5
Panca Wara
Wage

Umanis
Sapta Wara
Soma
sukra
Redite
Sakti
Dewi Sri
Dewi Mahadewi
Dewi Uma
Wahana/Kendaraan
Garuda
Wilmana
Gajah Putih
Fungsi
Pemelihara






KETERANGAN
Dewa Maheswara
Dewa Brahma
Dewa Rudra
Arah
Tenggara/Ghnenya
Selatan/Daksina
Barat Daya/Nairiti
Pura
Goa Lawah
Andakasa
Uluwatu
Aksara
Nang
Bang
Mang
Senjata
Dupa
Gada
Moksala
Warna
Dadu/Merah Muda
Merah
Jingga
Urip
8
9
3
Panca Wara
-
Paing
-
Sapta Wara
Whraspati
Saniscara
Anggara
Sakti
Dewi Laksmi
Dewi Saraswati
Dewi Samadhi
Wahana/Kendaraan
Merak
Angsa
Kerbau Putih
Fungsi

Pencipta





KETERANGAN
Dewa Mahadewa
Dewa Sangkara
Dewa Siwa
Arah
Barat/Pascima
Barat Laut/Wayabhya
Tengah/Madya
Pura
Batukaru
Puncak Mangu
Besakih
Aksara
Tang
Sing
Ing/Yang
Senjata
Naga Pasa
Angkus
Padma
Warna
Kuning
Hijau/Welis
Panca Warna
Urip
7
1
8
Panca Wara
Pon
-
Kliwon
Sapta Wara
Buda
Sukra
-
Sakti
Dewi Sanci
Dewi Rodri
Dewi Durga
Wahana/Kendaraan
Naga
Singa
Lembu
Fungsi


Pelebur/Pralina